Museum MACAN, dari Koleksi Pribadi untuk Generasi Milenial
A
A
A
ADRIANA Huchov terperangah melihat karya-karya seni instalasi dan koleksi lukisan di hadapannya. Salah satunya lukisan karya Raden Saleh berjudul Self Portrait. Gadis muda itu pun kian terkejut ketika diberitahu pemandu bahwa lukisan tersebut merupakan salah satu lukisan swafoto generasi pertama di Indonesia.
"Saya suka deh museum ini. Punya koleksi lukisan Raden Saleh, apalagi lukisan dirinya yang memakai pakaian Belanda pula. Kalau enggak salah, memang ini yang juga banyak dicari orang ya?" ujarnya bernada tanya, kepada SINDO Weekly di Museum MACAN, Rabu (24/1/2018) pekan lalu.
Belum cukup, dara muda yang mengaku tertarik dunia seni ini juga takjub pada koleksi lainnya, seperti I Gusti Nyoman Lemad, Affandi, hingga Andy Warhol. "Di sini, banyak lukisan yang sebelumnya jarang saya temui di tempat-tempat lain," lanjutnya.
Tak lupa, Adriana pun tak menahan diri untuk mengambil kesempatan berswafoto dengan karya-karya langka di Museum MACAN. Ia lalu mengunggahnya ke media sosial miliknya, lalu boom... puluhan like dan komentar mendarat di notifikasinya. Ada yang bertanya itu di mana, ada yang berkomentar kaget kok ada tempat seperti itu, dan banyak respons lainnya. Rupanya, dari situlah popularitas Museum MACAN cepat meningkat.
Menariknya lagi, popularitas tersebut meningkat bukan hanya karena banyaknya karya seni bernilai tinggi, melainkan di sana ada banyak instalasi seni yang unik dan "beda". Mengapa ada penekanan di kata beda di sini? Sebab, memang benar-benar beda dari yang lain.
Mau tahu lebih jauh tentang Museum MACAN? Simak laporan selengkapnya di Majalah SINDO Weekly Edisi 48/VI/2018 yang terbit Senin (29/1/2018).
"Saya suka deh museum ini. Punya koleksi lukisan Raden Saleh, apalagi lukisan dirinya yang memakai pakaian Belanda pula. Kalau enggak salah, memang ini yang juga banyak dicari orang ya?" ujarnya bernada tanya, kepada SINDO Weekly di Museum MACAN, Rabu (24/1/2018) pekan lalu.
Belum cukup, dara muda yang mengaku tertarik dunia seni ini juga takjub pada koleksi lainnya, seperti I Gusti Nyoman Lemad, Affandi, hingga Andy Warhol. "Di sini, banyak lukisan yang sebelumnya jarang saya temui di tempat-tempat lain," lanjutnya.
Tak lupa, Adriana pun tak menahan diri untuk mengambil kesempatan berswafoto dengan karya-karya langka di Museum MACAN. Ia lalu mengunggahnya ke media sosial miliknya, lalu boom... puluhan like dan komentar mendarat di notifikasinya. Ada yang bertanya itu di mana, ada yang berkomentar kaget kok ada tempat seperti itu, dan banyak respons lainnya. Rupanya, dari situlah popularitas Museum MACAN cepat meningkat.
Menariknya lagi, popularitas tersebut meningkat bukan hanya karena banyaknya karya seni bernilai tinggi, melainkan di sana ada banyak instalasi seni yang unik dan "beda". Mengapa ada penekanan di kata beda di sini? Sebab, memang benar-benar beda dari yang lain.
Mau tahu lebih jauh tentang Museum MACAN? Simak laporan selengkapnya di Majalah SINDO Weekly Edisi 48/VI/2018 yang terbit Senin (29/1/2018).
(amm)